Senkosan Seichoji
Tempat Lahirnya Nichiren Shu
Latar Belakang
Ini adalah tempat sakral di mana Nichiren Shonin memasuki imamat, dan kuil utama utama di mana beliau secara tegas menyatakan pembentukan sebuah sekte baru yang didasarkan pada Sutra Teratai (Rikkyo Kaishu).
Kuil ini berada dekat dengan tempat kelahiran Nichiren Shonin di Kominato, jalan yang curam dan mendaki di Gunung Kiyosumi dapat dilalui dengan mengendarai mobil. Udara menyegarkan dipenuhi dengan rasa kesederhanaan dan kedalaman yang tepat untuk tempat sakral pelatihan. Meskipun ketinggiannya hanya 383 meter, Gunung Kiyosumi adalah gunung tertinggi kedua di Semenanjung Boso. Karena lereng tinggi langsung dari garis pantai, gunung ini memberikan kesan anggun dari Gunung Hiei. Ini tidaklah mengherankan, karena Gunung Kiyosumi pernah dipuja sebagai salah satu pegunungan paling sakral bagi Tendai Shu dan merupakan lapangan untuk sebuah kuil besar. Dewa utama adalah Kokuzo Bosatsu, Akasagarbha Bodhisattva, yang melakukan keajaiban untuk keberuntungan dan kesuksesan.
Pada tanggal 12 Mei 1233, pada usia 12, Nichiren Shonin mendaki gunung didampingi oleh ayahnya. Di sini, ia mempelajari ajaran Buddha esoteris Tendai Shu. Pada tanggal 8 Oktober 1239, pada usia 16, ia memasuki imamat bawah bimbingan Dozen, dan mengubah namanya menjadi Rencho.
Nichiren Shonin pernah suatu kali berdoa untuk Akasagarbha Bodhisattva agar menjadikan beliau orang paling bijaksana di Jepang. Pada hari kedua puluh satu setelah berdoa, ia menerima sebuah permata yang berharga dari biksu tua (sebenarnya perwujudan Akasagarbha Bodhisattva) dalam mimpi. Sejak hari itu, beliau mendedikasikan dirinya untuk studi dan pelatihan, jalan yang akan membawanya menemukan ajaran yang benar dari Sutra Teratai.
Dengan selalu berpegang pada kuil Seichoji Temple sebagai dasar, Nichiren Shonin melanjutkan studi di tempat lain, seperti Kamakura, Gunung Hiei, Kuil Mii, Nara dan Koyasan. Beliau belajar banyak hal, termasuk esoteris Buddha, Buddha Jodo, Zen, dan Ritsu, tapi tidak dapat menemukan ajaran yang sebenarnya. Beliau terus mempelajari berbagai kitab suci, dan akhirnya menyadari bahwa satu-satunya ajaran yang sebenarnya ada dalam Sutra Teratai. Nichiren Shonin kembali ke gunung, bermaksud mengoreksi kesalahan dari berbagai sekte yang berbeda.